WahanNews-Simalungun I Momen Baptis dalam agama Kristen memiliki makna tersendiri menurut adat Batak. Perkembangan agama Kristen di tanah Batak turut sejalan dengan perkembangan adat istiadat dan budaya Batak itu sendiri. Baptis/Tardidi dalam kegiatan gereja merupakan hal yang wajib dan setelah kegiatan dari gereja terlaksana, pihak keluarga mengadakan serangkaian acara di rumahnya sebagai bentuk ucapan syukur dan sukacita di hadapan seluruh keluarga terdekatnya.
Begitulah saat Kebahagiaan kini tengah dirasakan oleh Bangkit Sibagariang dan istrinya,Popy Simanjuntak. Keduanya belum lama ini resmi menyandang status orang tua usai kelahiran Boru (Anak Permpuan)pertama mereka yang akan melangsukan acara Pembaptisan/TardidiAnakPerempuan Pertama Mereka Minggu (3/7) sekira Pukul.07.30.Wib.
Baca Juga:
Ini Hasil Tambang Indonesia yang Melimpah Sebagai Komponen Penting Kendaraan Listrik
Saat berbincang degan WahanaNews Bangkit Sibagariang Dilokasi acara menuturkan,Saya Sangat Bersyukur dan Bahagia Saat ini "saya berdoa agar kedepan nya Boru kami (Anak Perempuan Sehat Selalu dan menjadi anak berbakti kepada orang tua dan negara kelak,nama anak perempuan kami yang akan di tardidikan (Briella hannah sibagariang)."katanya
Greta Kristina Hutagalung Selaku Ibu kandung dari Bangkit Sibagariang Mengucapkan Selamat Atas Pembaptisan/Tardidinya Poupu saya (cucu) ,"saya ucapkan Selamat buat anak dan cucu saya, saat ini sedang melakukan acara ini ,semoga acara berjalan baik begitu juga degan cucu saya yang akan dibaptis/tardidi yang diberikan nama Briella hannah sibagariang"katanya
Acara Adat Batak
Baca Juga:
Dirut MIND ID: Holding Industri Tambang Berperan Penting untuk Hilirisasi Produk
acara berlangsung degan adat Batak Pihak keluarga yang membaptis anak menyediakan seekor babi (daging adat martudu-tudu) sedang parboru membawa dengke/ikan adat. Diawali dari pihak keluarga (paranak) menyerahkan daging adat kepada pihak keluarga yang dibaptis/anak yang dibaptis dan dilanjutkan langsung oleh pihak parboru menyerahkan dengke/ikan adat. Kemudian seluruh keluarga yang hadir dijamu dengan makan oleh tuan rumah.
Pada kesempatan ini, setelah makan dilanjutkan dengan acara pemberian nasehat, kata-kata hikmat (mandok hata) dari seluruh keluarga. Biasanya dimulai dari pihak hula-hula mulai dari yang termuda sampai kepada yang tertua, dongan sahuta, dongan tubu/pihak paranak (juga diurut dari yang termuda kepada yang tertua) hingga pada akhirnya dijawab (mangampu) oleh kakek nenek dan bapak-ibu yang dibaptis.
Kumpul Keluarga
Digelar secara sederhana, acara syukuran/Tardidi ini berlangsung Rumah Bangkit Sibagariang yang terletak di INALUM mereka. Acara ini pun hanya dihadiri kedua keluarga besar saja.[bgr]