WahanaNews - Simalungun I Ternyata, es batu memiliki sejarah perjalanan yang cukup panjang dan menarik untuk masuk ke Indonesia.
Dikutip Dari Berbagai Sumber,Awalnya Es batu yang merupakan bahan pendamping makanan ini hanya dapat dikonsumsi oleh para petinggi Belanda.
Baca Juga:
Kejaksaan Negeri Tanjab Timur Tetapkan 4 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pembangunan Gedung MAN 2
Tidak seperti sekarang ini yang cenderung dijual dengan harga yang murah, di zamannya, es batu dijual dengan harga 10 gulden per 500gram, harga yang cukup mahal pada zaman itu.
Pertama kali masuk ke Indonesia es batu balok oleh masuk lewat pesanan Roselie en Co di tahun 1846.
Es batu balok ini harus diimpor dari Boston, Amerika ke Batavia (sekarang Jakarta) dan hal ini tercatat pada Javasche Courant.
Baca Juga:
Tertahan 37 Tahun di Dasar Laut, Gunung Es Terbesar di Dunia Akhirnya Bergerak
Karena Es batu balok mudah mencair sehingga digunakan media seperti garam dan ammonia untuk membantu menjaga temperaturnya.
Berdasarkan surat kabar dari Javasche Courant, pengiriman es balok tersebut juga menggunakan bantuan kain wol untuk menjaga temperaturnya.
Dan hal ini membuat Djakarta Firms Voute en Gherin untuk memproduksi kain wol yang dibuat sebagai pelindung es batu.
Saat itu, Es batu menjadi barang yang aneh bagi orang-orang pribumi asli.
Mereka menyebut es batu dengan sebutan "Kristal ajaib" yang mebuat air menjadi dingin jika dipengang membuat tangan beku.
Adalah Kwa Wan Hong yang merupakan seorang Tionghoa Indonesia kelahiran Semarang yang pertama kali mengembangkan usaha produksi es batu.
Pada tahun 1885, Kwa Wan Hong berhasil mendirikan pabrik es batu balok pertama di Indonesia.
Sebelum memulai pabrik es pada tahun 1885, Kwa Wan Hong memulai bisnisnya dari usaha kayu sampai usaha kapur.
Pabrik es batu balok pertama di Indonesia milik Kwa Wan Hong ini bernama N.V. Ijs Fabriek Hoo Hien dan didirikan pertama kalinya di kota Semarang.
Keberhasilan pabrik es balok tersebut, membuat Kwa Wan Hong dijuluki sebagai “Raja Es”.
Sampai akhirnya pada tahun 1910, Kwa Wan Hong membesarkan pabriknya dengan mendirikan pabrik limun dan tiga cabang pabrik es lainnya di kota Semarang, Tegal dan Pekalongan.
Tidak berhenti sampai di sana, karena peminat es semakin banyak, Kwa Wan Hong membangun 2 cabang pabrik di Surabaya pada tahun 1924 dan 1926.
Kwa Wan Hong kemudian hijrah ke Batavia dan membangun pabrik es di Jatinegara juga beberapa tempat lainnya, tentu dengan peralatan pesanan dari luar.
Hingga sekarang banyak dibeberapa daerah bekas pabrik es menjadi nama sebutan daerahnya.[bgr]