WahanaNews - Simalungun I Mendapatkan Laporan dari Masyarakat terkait adanya genangan Air yang diduga bercampur bahan Limbah di Areal PTPN III Sei Mangkei tepatnya berdampingan langsung dengan lokasi PT.Unilever di Kawasan Ekonomi khusus,Kecamatan Bosar Maligas,Kabupaten Simalungun,Provinsi Sumatera Utara Jumat (18/02).
Ucok (45) Salah Satu warga sekitar mengatakan,genangan air yang diduga Limbah cair yang tergenang di puluhan Hektar lahan sawit areal PTPN III SEI Mangkei suda lama terjadi.
Baca Juga:
Lengkap Penderitaan ! Jalan Rusak Sampah Menumpuk Tepat dibelakang Telkom Kota Perdagangan
"Uda lama nya itu bang terjadi,dulu juga begitu sampai ternak lembu milik warga mati akibat minum air yang tergenang,dulu juga masalah itu ricu,ya pihak Unilever Menganti rugi,saat ini terjadi lagi tergenang kembali air yang diduga sperti limbah"katanya
Lanjutnya,"Apa tidak ada tempat pembuangan limba Unilever sehingga berserakan di lahan sawit hingga tergenang sperti danau,sangat membahayakan ekosistem kalau menurut saya,ini harus cepat di ambil solusi oleh pihak perusahan dan saya meminta kepada pemkab Simalungun melalu dinas terkait agar turun langsung kelokasi untuk meliat langsung"katanya
Laporan masyarakat ini ditindak lanjuti oleh reporter WahanaNews.Com yang langsung turun ke lokasi.
Baca Juga:
Jalur Parapat-Siantar longsor sat lantas simalungun lakukan pengamanan
Pantauan reporter dilokasi bahwa air yang menggenang menyerupai danau kecil tersebut tidak lazimnya seperti genangan air biasa karena ada aroma yang menyengat disertai warna air juga tidak sebagaimana biasanya warna air tanah, kiranya pihak pemkab simalungun melalui dinas Lingkungan Hidup untuk turun meninjau serta menguji lab terkait.
Air yang diduga adalah bagian dari limbah yang berasal dari pabrik Unilever, melalui hasil penelusuran dengan pihak- pihak yang mengetahui hal ini ternyata bahwa kejadian ini bukan hal yang pertama kali terjadi dan bahkan sudah sering terjadi namun hingga hari ini tidak ada solusinya. Terkesan pihak PT.Unilever Mengabaikan dan tidak serius mengatasi hal ini dan juga pihak pengelola kawasan diduga tutup mata atas kejadian ini.
Hingga berita ini dilangsir kemeja redaksi pihak terkait belum bisa diminta keteragan.[bgr]