WahanaNews - Simalungun I Kota Perdagangan merupakan kawasan padat penduduk tertinggi di Kabupaten Simalungun. Bahkan statusnya melampaui ibu kota Kabupaten Simalungun sendiri yang letaknya berada di Pematang Raya.
Dilansir dari beberapa sumber,Seperti namanya, Kota Perdagangan merupakan lokasi transaksi dagang para raja Simalungun dengan bangsa asing pada masa lampau. Hanya saja tak ada dokumen valid mengenai kapan berdirinya daerah yang secara administratif berada di wilayah Kecamatan Bandar.
Baca Juga:
Kebakaran Tujuh Rumah di Parapat bermula dari lantai dua rumah makan ayam geprek
Joel Sinaga Selaku toko masyrakat kecamatan bandar mengatakan asal nama Perdagangan seperti yang diketahui berasal dari nama Sam Pan Tao (tempat berdagang dengan perahu kayu) sebutan dari etnis Tionghoa. Namun, ada kalangan lain menyebut Sam Pan Tao adalah sampan terbalik.
"Ada yang bilang Sam Pan Tao itu sampan terbalik. Cuma kami coba gali, belum dapat sejarahnya. Mungkin karena sudah lama berlalu dibiarkan sehingga tak terlihat lagi situs bersejarahnya," kata Joel
Joel mengatakan, mereka tak bisa membangun monumen atau semacamnya sebagai penegasan Kota Perdagangan berkaitan dengan sampan atau lainnya.
Baca Juga:
DPO Pelaku Pembuangan Mayat Wanita di Kabupaten Karo ditangkap Jatanras Poldasu
Sebab tak ada bukti sejarah yang valid.
"Sekarang bukti kita apa? Apa ikon sampan kita. Masih hanya mulut ke mulut," kata Joel ditemui diwapres (Warung Pers) yang berada disimpang kampung jawa Selasa (1/3) siang.
Kota Perdagangan, kata joel, memiliki sungai yang cukup lebar karena merupakan pertemuan dari tiga sungai asal Simalungun atas (kawasan dataran tinggi). Sungai tersebut bermuara ke Selat Malaka yang dahulu merupakan jalur dagang internasional
Beberapa literatur menyebut Perdagangan menjadi daerah transaksi komoditas unggulan masyarakat tradisional kerajaan dengan bangsa asing.
"Di sini kumpul kapal-kapal saudagar dulu," kata Joel seraya menyebut banyak perkebunan karet berdiri di daerah Perdagangan masa itu.
Dosen Sejarah Universitas Simalungun (USI) Jalatuah Hasugian menjelaskan, dahulu sungai di Perdagangan menjadi tempat berjualan Kerajaan Nagur. Dahulu sungai tersebut luas sehingga akses transportasi dagang Dinasti Tiongkok lancar.
"Itu dulu sungainya luas. Transaksi Karet Balata (karet merah) dari Kerajaan Nagur dengan Tiongkok di sana. Tiongkok beli karet balata untuk tiang kapal ceritanya di sana," katanya.
Perlu diketahui, Kerajaan Nagur merupakan kerajaan Simalungun yang berdiri sejak Abad ke-5. Kerajaan Nagur merupakan cikal bakal berdirinya 7 kerajaan di Siantar dan Simalungun pada abad ke-13.[bgr]