WAHANANEWS.CO I Rencana besar pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, diyakini akan membuka ribuan lapangan kerja baru dalam beberapa tahun ke depan.
Namun, di tengah euforia investasi dan pembangunan infrastruktur,ANATA selaku Toko Pemuda Kabupaten Simalungun mengingatkan pemerintah/perusahan yang ada di lokasi kawasan untuk mengutamakan Putra/Putri Daerah (warga lokal).
Baca Juga:
INALUM Perkuat Strategi Dekarbonisasi melalui Restorasi Mangrove Bersama Grup MIND ID
ANATA Selaku Toko Pemuda Kabupaten Simalungun, menyatakan bahwa target penciptaan 83 ribu lapangan kerja di KEK Sei Mangkei hingga tahun 2031 hanya akan tercapai bila masyarakat sekitar benar-benar dipersiapkan untuk menyambutnya.
Ia mengingatkan, perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industrialis bukan hanya soal lapangan kerja, tapi juga kesiapan mental, keahlian, dan kedisiplinan.
“Jangan sampai kita gembar-gembor soal masuknya investasi dan penciptaan lapangan kerja, tapi masyarakat lokal justru hanya jadi penonton,banyak saya liat pekerja dari luar daerah yang dituangkan bahakan dari luar negri (TKA) ”kata anata di salah satu kedai kopi di kota perdagangan senin (4/8) sekira pukul.08.00.Wib.
Baca Juga:
PT.BASIC INTERNATIONAL SUMATERA berangkatkan 50 karyawan lokal Pelatihan khusus ke Tiongkok
Lanjutnya,Transformasi ekonomi kawasan seperti KEK Sei Mangkei, merupakan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing nasional. Namun tanpa penyiapan SDM lokal yang adaptif dan profesional, peluang tersebut bisa dengan mudah direbut oleh pekerja dari luar daerah bahkan luar negeri.
“Kalau pemerintah daerah dan pusat abai, maka yang terjadi adalah pekerja luar yang akan mengisi posisi penting, sementara warga lokal hanya kebagian kerja kasar atau bahkan tidak terlibat sama sekali,saya sering mendegar dari putra/putri Simalungun yang ingin bekerja dan berulang kali menyatukan lamaran tapi tidak diterima, Disini dapat memicu dan terjadinya Demo yang membuat investor luar engan berinvestasi di kawasan kek seimnagkei” katanya.
Sebelumnya, Muhammad Fadillah dari PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA) yang mengelola KEK Sei Mangkei menyebut bahwa saat ini sudah ada 18 perusahaan yang berkomitmen di kawasan tersebut, dengan 7 di antaranya telah beroperasi penuh.
Fasilitas dasar seperti listrik, air, jalan, manajemen limbah, hingga dry port telah tersedia, meski pengelola masih mendorong penyediaan fasilitas pelengkap seperti pasokan uap dan hidrogen.
Fadil mengakui bahwa tantangan utama saat ini adalah kesiapan masyarakat sekitar menghadapi dunia kerja industri, termasuk pergeseran pola kerja dari fleksibel menjadi sistemik dan terjadwal.
“Mentalitas masyarakat agrikultur ke industri itu beda,” kata Fadil yang juga mengungkapkan pendidikan masyarakat yang rendah sebagai penghambat.
Sementara itu, warga lokal Doni, mengatakan Banyak putra /putri daerah yang menganggur dan kawasan ini banyak mempekerjakan dari luar daerah maupun Tenaga Kerja Asing (TKA)
“masik banyak pengangguran putra/putri kabupaten simalungun,apa mereka hanya jadi penonton?sedangkan kawasan itu berdiri di tempat kelahiran mereka,saya berharap perusahan yang telah berdiri saat ini bisa merekrut putra/putri untuk bekerja di perusahan yang suda berdiri di kawasan industri kek seimangkei"katanya.
Dengan target pertumbuhan ekonomi hingga Rp92,1 triliun dan 83 ribu lapangan kerja di tahun 2031, KEK Sei Mangkei menjadi ladang harapan baru.
Redaktur : [bgr]