WahanaNews - Simalungun I Kisah Batu Hobon merupakan kisah misteri yang menarik untuk disimak. Konon di suatu masa, pernah dicoba membuka dan membongkarnya, bahkan hingga tiga kali, namun Batu Hobon tidak kunjung terbuka. Malah ular raksasa yang muncul disertai hujan badai.
Dikutip dari beberapa sumber,Sebuah batu besar berdiameter satu meter dengan tinggi sepinggang orang dewasa yang berada di kaki Gunung Pusuk Buhit, Kecamatan Sianjurmulamula, Kabupaten Samosir, kini menjadi salah satu destinasi wisata budaya di Samosir.
Baca Juga:
5 Tips Ini Cocok untuk Traveling yang Minim Budget
Berada pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut, Batu Hobon dikenal sebagai legenda dari asal muasalnya suku Batak yang diturunkan dari khayangan.
Tidak hanya orang Batak saja yang tertarik dengan keistimewaan batu ini, akan tetapi ikut menggugah rasa ingin tahu turis mancanegara. Banyak sudah yang bertutur tentang kisah batu ini. Dan, belum ada yang memastikan mana kisah paling mendekati kebenaran tentang batu itu.
Batu yang terlihat seperti sebuah peti dan terlihat berlapis-lapis ini, sampai sekarang dipercaya sangat sakral. Dalam batu ini, konon tempat penyimpanan harta leluhur Si Raja Batak dan harta anak anaknya seperti Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon, berupa emas sebesar kepala kuda.
Baca Juga:
4 Tips Bagi Traveling yang Minim Budget
Selain emas sebesar kepala kuda, dalam batu juga dipercaya terdapat benda-benda pusaka dan alat-alat perang. Diyakini pula, di dalam Batu Hobon ini tersimpan Lak-Lak (sejenis kitab) yang berisi ajaran dan nilai-nilai luhur serta perlengkapan baju zirah yang terbuat dari emas.
Memang sampai sekarang cerita kebenarannya belum bisa dibuktikan lewat data ataupun foto. Namun karena dipercaya berisi harta berupa emas, dalam perjalanan sejarah, Batu Hobon sudah beberapa kali dicoba untuk dibuka.
Lewat keterangan beberapa orang tua dan masyarakat yang berada di Sianjurmulamula, usaha untuk membukanya sudah dilakukan sebanyak tiga kali, namun setiap orang yang berusaha untuk membukanya selalu gagal bahkan akhirnya berujung kematian.
Percobaan pertama terjadi pada zaman penjajahan Belanda, ada seorang pejabat Pemerintah Belanda dari Pangururan yang berusaha untuk membuka Batu Hobon karena mendengar isinya banyak emas.
Dengan menggunakan dinamit dan peralatan peledak lainnya, serta didukung beberapa orang personil, batu pun segera diledakkan. Namun, hal ganjil terjadi saat mempersiapkan perlengkapan peledak.
Tiba-Tiba Datanglah Hujan Yang Sangat Deras Disertai Angin Yang Sangat Kencang, Serta Petir Dan Guntur Yang Sambung Menyambung. Apalagi Setelah Hujan Lebat Itu, Muncul Seekor Ular Yang Sangat Besar Di Atas Batu Hobon. Sisiknya Berkilau. Cahayanya Memancar Sampai Ke Langit.
Beberapa tentara Belanda kocar-kacir, bahkan membuat pejabat Belanda itu pingsan, dan harus ditandu ke Pangururan. Setibanya di Pangururan, meregang nyawa. Percobaan pertama pun gagal.
Kemudian, percobaan kedua terjadi pada masa pemberontakan PRRI. Seorang tentara pemberontak berusaha untuk membuka Batu Hobon. Ia terus menembaki Batu Hobon itu dengan senapan, tetapi sampai habis pelurunya, Batu Hobon itu tidak mengalami kerusakan apa-apa, bahkan si tentara itu menjadi gila seketika dan dihantui ketakutan.
Dia pun berjalan terus mengitari tempat itu, dan seolah menembaki sekelilingnya. Padahal, peluru senapannya sudah kosong. Tidak berapa lama, si tentara itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Dan percobaan terakhir, pernah ada orang sakti atau dukun dari Barus, Tapanuli Tengah yang kabarnya sangat berambisi memiliki harta pusaka Si Raja Batak. Karena si dukun ini memang sakti, sempat berhasil membuka lapisan pertama Batu Hobon.
Akan tetapi memasuki lapisan kedua, rombongan dukun ini dikejutkan dengan penampakan ular raksasa yang hendak menyerang mereka.
Melihat ular raksasa hitam datang menyerang, rombongan dukun itu pun lari terbirit-birit dan gagallah usaha mereka membuka batu. Dukun yang merupakan pimpinan rombongan itu kabarnya sakit-sakitan dan berujung maut, serta anggota rombongan banyak mendapat bala.
Mengetahui lapisan pertama batu yang terbuka oleh rombongan dukun tadi masih ternganga, dan dikhawatirkan akan mendatangkan berbagai bencana, akhirnya rombongan murid Kristen dari Kota Tarutung datang bersama seorang pendeta bermarga Lumban Tobing. Lewat doa yang dipanjatkan dan memohon restu kepada Tuhan dan kepada alam semesta, batu tersebut diangkat dan dipasang ketempat semula.
Dipercaya memiliki kekuatan magis, Batu Hobon pun semakin disakralkan dan tetap dirawat dengan baik oleh pemerintah sampai sekarang.[bgr]