WahanaNews - Simalungun I Goa Babaliang yang terletak di pesisir Danau Toba tepatnya di Desa Liang Atas,Kecamatan Haranggaol Horisan, Kabupaten Simalungun memiliki potensi wisata yang terpendam,kamis (5/5).
Goa Babaliang yang terletak di pesisir Danau Toba tepatnya di Desa Liang Atas Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun menyimpan potensi wisata terpendam. Batu-batu indah menempel di dinding goa yang terukir secara alami.
Baca Juga:
Indonesia Tuan Rumah F1 PowerBoat World Championship Tahun 2023,Oki Bagariang"ini akan menjadi sejarah untuk dunia"
Di dalam goa terdapat jalan persimpangan, sedangkan di bibir goa disuguhi pantai Danau Toba yang eksotis. Udaranya sejuk, panoramanya menawan.
Menuju tempat itu bisa ditempuh melalui jalur danau menggunakan kapal dan bisa juga melalui jalur darat. Namun, jika lewat jalur darat, jalannya rusak parah, sehingga sulit dilalui kendaraan.
Selain menyuguhkan keindahan, goa itu memiliki legenda, Goa Babaliang tersebut tembus hingga ke Raya.
Baca Juga:
Kapolda Jambi Pimpin Upacara Pemberian Penghargaan kepada Personel yang Beprestasi
Dikutip dari beberapa sumber Legendanya,bahwa zaman dahulu kala ada seorang nelayan asal Samosir yang sudah pernah mengarungi goa itu secara tidak sengaja. Nelayan itu bermarga Turnip. Awalnya dia mencari ikan bersama anjing kesayangannya menggunakan kapal dari Samosir hingga menepi di bibir goa.
Saat menepi itu, anjing nelayan melompat ke dalam goa sembari menggonggong. Mengira ada hewan buruan, nelayan itu terus mengikuti anjingnya ke dalam goa hingga 30 hari lamanya.
Setelah 30 hari di dalam goa, nelayan itu tersesat. Namun secara tidak sengaja, nelayan tersebut melihat akar pohon jeruk yang menembus ke dalam goa. Lalu dia menarik akar tersebut dan akhirnya roboh menimpanya.
Setelah roboh, nelayan melihat cahaya dan melihat awan, ternyata ia sudah selamat dari lubang goa. Kemudian ia keluar dari lubang itu dan melihat ada beberapa ibu menumbuk padi. Para ibu terkejut dan melarikan diri sambil berteriak, “datang manusia dari bawah tanah”. Sebab, seluruh telinga nelayan tersebut sudah habis dimakan kelelawar sewaktu berada di dalam goa.
Namun, nelayan itu tidak menghiraukan hal tersebut. Dia hanya berpikir, bahwa ia sudah selamat dari lobang tersebut dan sudah berada di suatu desa yaitu Desa Raya.
“Nelayan itu bahagia karena selamat dari lobang goa, dan dia berfikir, bahwa ia diselamatkan pohon jeruk. Akhirnya marga Turnip tersebut merobah marganya menjadi marga Munthe, karena “utte” (jeruk) yang menyelamatkannya.
Jadi, kawasan itu memiliki potensi wisata yang menarik, karena selain suasananya yang menakjubkan, goa ini juga memiliki legenda. Jika ditata dengan baik, bisa mendatangkan wisatawan.[bgr]