WAHANANEWS.CO I Ketua Kelompok Tani Tanah Perjuangan Desa Simpang Gambus, Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara menyampaikan bahwa kami berjuang dengan aktifis 98 yang tergabung dalam Lembaga Lingkar Rumah Rakyat Indonesia anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Pdt. Penrad Siagian, M.Si, Teol senator perwakilan Provinsi Sumatera Utara dan Bupati Batu Bara Baharuddin Siagian.
Selain itu, tidak ada pendamping kelompok tani atau mengatasnamakan pendamping lainnya untuk mengklaim petani Desa Simpang Gambus. Kata Ketua KTTPDSG Ruslan. Senin (7/7/2025).
Baca Juga:
Kabar Terbaik dari PT Basic Internasional Sumatera di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei rencana investasi besar-besaran
“Kami telah lama serta bersama – sama dengan pendamping untuk berjuang dengan keluh kesah serta susah senang bersama. Aksi ke Jakarta, Medan dan Batu Bara. semua ada hikmahnya. saat ini masuk tahap pembentukan panitia pendistribusian oleh Pemkab Batu Bara. sehingga saya perlu menegaskan tidak ada pendamping kami selain LRR, DPD dan Bupati Batu Bara,” kata Ruslan.
Sebelumnya, Direktur LRR Indonesia Joel Sinaga menyampaikan terkait proses penyelesaian tanah rakyat Desa Simpang Gambus, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara yang berkonflik terhadap PT Socfindo Kebun Tanah Gambus sejak 1970, sudah masuk tahap pendistribusian.
Direktur LRR Indonesia itu menerangkan bahwa mereka telah berjuang bersama Kelompok Tani Tanah Perjuangan Desa Simpang Gambus tersebut, dan menjalani proses panjang bersama petani dalam perjuangan agar tanah rakyat yang dirampas oleh perusahaan tersebut kembali kepada rakyat.
Baca Juga:
Seorang Pria Tewas Tersengat Listrik, Diduga Mau Mencuri Kabel PLN di Sei Rampah
Mereka bersama kelompok tani berulang kali berangkat ke Kementerian ATR/BPN RI, Gedung DPD RI, hingga ke Istana Presiden, akhirnya kelelahan selama ini membuahkan hasil. tidak jarang juga mereka dihubungi oleh oknum oknum yang menjanjikan uang agar, para pendamping tidak serius berjuang dan/atau supaya mereka meninggalkan petani tersebut.
Namun, menurut aktifis 98 itu, janji kemewahaan tersebut tidak lebih indah dibandingkan dengan indahnya bersama makan nasi dan ikan asin dengan rakyat di Posko perjuangan petani Desa Simpang Gambus. katanya.
“Banyak janji ditawarkan kepada kami, bahkan kepada senator yang membantu kami, tetapi itu semua terkalahkan dengan ketulusan kita berjuang bersama petani selama ini. kita berjuang untuk tanah yang dikuasai diluar HGU oleh PT Socfindo dikembalikan kepada petani, bukan untuk mendapatkan uang,” katanya.