Percobaan pertama terjadi pada zaman penjajahan Belanda, ada seorang pejabat Pemerintah Belanda dari Pangururan yang berusaha untuk membuka Batu Hobon karena mendengar isinya banyak emas.
Dengan menggunakan dinamit dan peralatan peledak lainnya, serta didukung beberapa orang personil, batu pun segera diledakkan. Namun, hal ganjil terjadi saat mempersiapkan perlengkapan peledak.
Baca Juga:
5 Tips Ini Cocok untuk Traveling yang Minim Budget
Tiba-Tiba Datanglah Hujan Yang Sangat Deras Disertai Angin Yang Sangat Kencang, Serta Petir Dan Guntur Yang Sambung Menyambung. Apalagi Setelah Hujan Lebat Itu, Muncul Seekor Ular Yang Sangat Besar Di Atas Batu Hobon. Sisiknya Berkilau. Cahayanya Memancar Sampai Ke Langit.
Beberapa tentara Belanda kocar-kacir, bahkan membuat pejabat Belanda itu pingsan, dan harus ditandu ke Pangururan. Setibanya di Pangururan, meregang nyawa. Percobaan pertama pun gagal.
Kemudian, percobaan kedua terjadi pada masa pemberontakan PRRI. Seorang tentara pemberontak berusaha untuk membuka Batu Hobon. Ia terus menembaki Batu Hobon itu dengan senapan, tetapi sampai habis pelurunya, Batu Hobon itu tidak mengalami kerusakan apa-apa, bahkan si tentara itu menjadi gila seketika dan dihantui ketakutan.
Baca Juga:
4 Tips Bagi Traveling yang Minim Budget
Dia pun berjalan terus mengitari tempat itu, dan seolah menembaki sekelilingnya. Padahal, peluru senapannya sudah kosong. Tidak berapa lama, si tentara itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Dan percobaan terakhir, pernah ada orang sakti atau dukun dari Barus, Tapanuli Tengah yang kabarnya sangat berambisi memiliki harta pusaka Si Raja Batak. Karena si dukun ini memang sakti, sempat berhasil membuka lapisan pertama Batu Hobon.
Akan tetapi memasuki lapisan kedua, rombongan dukun ini dikejutkan dengan penampakan ular raksasa yang hendak menyerang mereka.