Ia menambahkan bangunan yang berhadapan langsung dengan jalan yang lurus atau menghadap pertigaan jalan menyebabkan angin yang masuk ke rumah cukup kencang. Bisa membawa polusi. Hal ini menyebabkan penghuninya sering sakit, tidak nyaman, mudah marah, dan sebagainya. Meski begitu, ia mengakui tidak semua bangunan tusuk sate mendatangkan keburukan. Tergantung besar kecilnya jalan yang menusuk rumah tersebut. “Jika jalan yang menusuk kecil dan tidak banyak dilalui kendaraan. Efeknya hampir tidak ada, energi dari angin yang menusuk juga tidak besar,” tambahnya.
Sementara untuk toko atau tempat usaha, Linda menjelaskan orang China masih mau menempati bangunan tersebut. “Kalau rumah memang dihindari. Tapi untuk toko atau usaha mereka biasanya masih mau,” imbuhnya
Baca Juga:
Keunikan Danau Sidihoni, Keajaiban Alam Danau di Tengah Danau Toba
Menurutnya orang mau membeli dan mendirikan bangunan tusuk sate untuk usaha karena ada yang mendatangkan keberuntungan. Misalnya toko tersebut melalui jalan yang menusuk akan terlihat pengendara meskipun jaraknya jauh. Pandangan pengendara mobil ataupun motor juga mengarah pada toko di depannya. “Sifatnya kondisional. Belum tentu usaha mereka akan ramai. Jika mempunyai lahan parkir biasanya orang-orang akan berhenti untuk mampir, tapi jika lahan parkirnya tidak ada beda lagi kondisinya,”akunya.
Linda menambahkan bangunan tusuk sate agar tidak menimbulkan masalah kesehatan yang besar bisa diantisipasi. Dengan posisi pintu tidak langsung menusuk ke jalan. Tapi dialihkan ke bagian samping. Posisi jalan yang menusuk ke rumah bisa diantisipasi dengan dibangun dinding atau pagar, meninggikan bangunan rumah agar rata dengan jalan. Menanam pohon yang besar agar dapat menahan angin yang masuk ke rumah. “Rumah atau bangunan tusuk sate ini rumit maka banyak orang yang menghindari. Tapi ada juga yang mencari karena harga tanah dan bangunannya lebih murah,” tambahnya.[bgr]