Fasilitas dasar seperti listrik, air, jalan, manajemen limbah, hingga dry port telah tersedia, meski pengelola masih mendorong penyediaan fasilitas pelengkap seperti pasokan uap dan hidrogen.
Fadil mengakui bahwa tantangan utama saat ini adalah kesiapan masyarakat sekitar menghadapi dunia kerja industri, termasuk pergeseran pola kerja dari fleksibel menjadi sistemik dan terjadwal.
Baca Juga:
INALUM dan PJT I Perkuat Konservasi Danau Toba Lewat Penanaman Pohon dan Pembibitan Modern
“Mentalitas masyarakat agrikultur ke industri itu beda,” kata Fadil yang juga mengungkapkan pendidikan masyarakat yang rendah sebagai penghambat.
Sementara itu, warga lokal Doni, mengatakan Banyak putra /putri daerah yang menganggur dan kawasan ini banyak mempekerjakan dari luar daerah maupun Tenaga Kerja Asing (TKA)
“masik banyak pengangguran putra/putri kabupaten simalungun,apa mereka hanya jadi penonton?sedangkan kawasan itu berdiri di tempat kelahiran mereka,saya berharap perusahan yang telah berdiri saat ini bisa merekrut putra/putri untuk bekerja di perusahan yang suda berdiri di kawasan industri kek seimangkei"katanya.
Baca Juga:
Bupati Labusel Hadiri Konreg PDRB–ISE 2025: Dorong Kebijakan Berbasis Data untuk Pembangunan Efektif
Dengan target pertumbuhan ekonomi hingga Rp92,1 triliun dan 83 ribu lapangan kerja di tahun 2031, KEK Sei Mangkei menjadi ladang harapan baru.
Redaktur : [bgr]